PERHIMPUNAN AL-IRSYAD SORONG

Bagaimana Berbaik Sangka Membuat Sehat

Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Ustadz, saya ingin bertanya, beberapa minggu ke belakang saya pernah baca buku tentang berbaik sangka dapat menyehatkan. Apakah betul semudah itu untuk sehat? Mohon penjelasannya.
HAMBA ALLAH
Wassalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Memang betul berbaik sangka atau dalam bahasa agamanya husnudzon akan menjadikan badan kita sehat karena itupun obat dan obat tidak identik dengan bentuk atau kebendaan saja. Berbaik sangka atau berpikir positif adalah syarat terbaik untuk mengaktifkan pelepasan hormon kebahagiaan.
Tapi pada kenyataannya, ada sebagian orang yang merasakan hal ini begitu sulitnya. Dalam situasi yang menggembirakan, memang mudah untuk berpikir positif. Akan tetapi, bagaimana kita bisa berpikir positif saat menghadapi kegagalan atau situasi yang tidak nyaman?
Pertanyaan penting ini menjadi sangat penting apabila kita ingin mencapai “revolusi besar dalam otak”. Intisari berpikir positif terletak pada kemampuan kita untuk tetap berpikir positif meskipun kita sama sekali tidak menemukan hal positif dalam situasi yang dihadapi. Hal ini mengandung arti yang sangat krusial sehingga saya ingin mengungkapkannya di sini.
Ada sejumlah hal yang belum dapat dijelaskan dari tubuh kita, bahkan oleh dunia kedokteran. Misalnya, mengapa sel kanker bisa hidup selamanya dengan asupan nutrisi yang cukup, padahal masa hidup sel-sel tubuh normal dibatasi oleh batas Hayflick? Hal ini juga tidak lazim.
Pertanyaan ini masih belum terjawab, tetapi baru-baru ini semua menjadi jelas: otak memerintahkan kita untuk menjadi sehat, meraih kesuksesan, dan menikmati hidup. Akan tetapi, karena pada diri manusia terdapat kehendak bebas, setiap orang punya pilihan untuk menempuh jalan lain. Namun demikian, bagi orang-orang yang ingin hidup bahagia, ada kemungkinan untuk memilih hidup seperti itu. Penemuan hormon-hormon kebahagiaan memberi kita jalan untuk itu.
Dan sudut pandang kedokteran, tujuan akhir mengarah kes ana, bahwa kita dirancang untuk mencapai aktualisasi diri, tingkatan tertinggi pada piramida kebutuhan maslow. Untuk menjawab apa makna aktualisasi diri, maslow menyuguhkan deret istilah yang mengesankan: kebenaran, kebaikan, keindahan, perubahan, karakter, kesempurnaan, kepentingan, pencapaian, keadilan, keteraturan, kesederhanan, kesejahteraan, kegembiraan, dan kemakmuran.
Dengan kata lain, semua ini berarti hidup secara benar, hidup secara luar biasa, gembira, dan terpuaskan, tanpa menuai kritik dari orang lain. Pola hidup seperti ini adalah aktualisasi diri. Semua peran bahagia kita, seperti pada hubungan seksual “suami istri” atau menyantap makanan berlemak, dimulai dari stimulasi sel-sel saraf ini, dan disini pula terletak sumber hormone kebahagiaan.
Akan tetapi, saraf ini memiliki sebuah sifat yang tidak biasa. Umumnya, bisa ada reaksi plus-minus dalam setiap saraf, dan tindakan bisa dihentikan kapan saja. Jika hasrat masih sangat besar dan menuntut untuk segera dipuaskan, hormone dengan fungsi pengereman akan dilepaskan.
Jika seseorang mempersembahkan kebenaran, kebaikan, dan keindahan, serta berlaku dengan benar, tidak satupun bisa menghentikannya, selain juga pada saat itu hormon –hormon kebahagiaan banyak dikeluarkan. Hormon-hormon kebahagiaan berdampak sebagai morfin alami sehingga perasaan bahagia yang direalisasikan sendiri oleh manusia pun menjadi tak terhingga.
Oleh karena itu, seorang ulama berumur panjang karena mereka telah mendedikasikan dirinya dalam kebenaran, kebaikan, dan keindahan dalam agama, tetapi tidak harus kita jadi ulama dulu untuk jadi bahagia tapi aplikasikan nilai nilai agama dengan sungguh sungguh. Pada diri mereka, hormon kebahagiaan terus-menerus dilepaskan sehingga dapat dibayangkan mereka berada dalam dorongan kreatif sekaligus antusiasme.
Fakta bahwa umur Florence Nightingale dan Albert Schweitzer yang mencapai sembilan puluh tahun, pasti berkaitan dengan hidup mereka yang dipersembahkan untuk kesejahteraan dunia dan manusia. Dari sudut pandang orang biasa, mungkin kita bertanya, “ Didalam hidup yang berat dengan banyak pengalaman sulit, masih adakah sesuatu yang dapat menggembirakan kita?”seperti adanya hutang,kekurangan penghasilan,sulit jodoh hidup,atau kesulitan kesulitan lain yang memang di anggap sulit dan susah, tentu saja, sesungguhnya orang-orang seperti ini jauh lebih mungkin menikmati rasa bahagia, jauh melampaui kita.
Apabila mengamati jejak orang-orang besar dan bijaksana, kita akan sampai pada kesimpulan: “betapa keras hidup mereka!” begitulah pemikiran dangkal orang-orang biasa, sementara orang-orang hebat memiliki kekayaan spiritual yang luar biasa seperti Rasululloh dan para sahabat nya Karena mereka tahu rahasia hidup panjang, bukankah seharusnya kita berusaha mengikuti teladan mereka? jika kita ingin memenuhi hidup kita dengan kegembiraan dan menjamin rezqi, kesehatan, serta hidup yang panjang, kita sepantasnya benar-benar wajib mencoba thibbunnabawi atau pola hidup cara Nabi. 
SUMBER : https://www.islampos.com/bagaimana-berbaik-sangka-membuat-sehat-117769/
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PERHIMPUNAN AL IRSYAD KOTA SORONG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger